KOMUNITAS PODJOK

poDJok sebagai sebuah dimensi, kerap diasumsi sebagai sesuatu yang marginal....knapa ga' nyoba untuk melihat "poDJok" dari sisi yang lain...???

17.48

Sebuah RenunGan

Diposting oleh komunitas-podjok |

Sahabat, aKu ingin kau duduk tepat di hadapanku, mendengar aKu berkeluh-kesah dengan apa yang kerap melintas difikiranku...

Jika 100 Tahun kucoba tafsir dengan perjalanan hidup kita kelak, maka rentang waktu ini pasti tlah guratkan banyak warna untuk sebuah hidup yang kita jalani...Ntah mungkin pula kita bisa bertahan dalam jarak waktu sebesar ini untuk bisa rasakan dan maknai hidup itu kelak.
Satu yang pasti Sahabat, Negara-Bangsa bernama Indonesia ini, Negeri dimana kita dilahirkan, Negeri dimana kita dibesarkan, dan Negeri dimana kita mungkin akan dikuburkan, punya kesedihan yang begitu mendalam....Coba renungkan sejenak saja, 100 tahun sudah Negara-Bangsa ini mencoba bangkit, tapi apa yang tlah didapatkan..????

Lihatlah, Kemiskinan dengan wajah yang sangat nyata, masih saja bergelayut manja dalam hidup sebagian besar anak-bangsa di negeri ini. Kemiskinan tidak lagi abstrak, Kemiskinan kini telah menjadi sesuatu yang absolut.....
Di Negeri yang katanya Gemah Ripah Loh JInawi ini, masih terpampang jelas kerumitan hidup...Nasi aking, Busung Lapar, Nyawa yang Teregang oleh Kelaparan, Antrian panjang untuk sekedar seliteran minyak tanah, dan para jiwa yang menggelandang dengan menegadahkan tangan meminta recehan di persimpangan-persimpangan jalan raya dan perempatan jalan....

Kita hingga saat ini masih saja kehilangan jati diri sebagai sebuah Negara-Bangsa yang besar...Hidup seakan menjadi sebuah permainan tanpa sebuah kepastian....Para petinggi di negeri ini hanya mampu berkoar dan seakan tanpa lelah tetap berdiskusi panjang dalam ruang-ruang sejuk berpendingin degan kursi-kursi empuk......

Para pelakon yang lain, dengan dalih menyuarakan aspirasi rakyat (ntah kelompok rakyat yang mana) justru mempertontonkan sebuah dagelan tanpa lakon yang hanya akan membuat kita tersenyum kecut atau bahkan terpingkal tanpa makna...yah, tanpa makna...karena kita tlah MATI RASA...!!!

Sahabat,....

aKu tidak bermaksud membuat kau berfikir dalam, aKu hanya ingin membuat kau tertawa akan ku, karna apa yang kurenungkan dan skarang ku sampaikan padamu tlah buat ku GILA...!!!!


5 komentar:

Nyante Aza Lae mengatakan...

tenang kawan...La Tahzan...masih bnyk lho org2 yg setia sm pikiranmu. Marilah sjk skrg qta bangun idealisme itu, tuk mbangun Indonesia (Sbg) ke arah yg lbh baik.......dgn kemauan, kemampuan n hati nurani !!!!

komunitas-podjok mengatakan...

Benar, terkadang kita harus menjadi "GILA" untuk sekedar bisa berteriak sesuka hati kita....tp, yah itu tadi karena "GILA" sudah terstigma dengan baik di benak orang-orang yang "WARAS" sebagai sesuatu yg ga' perlu didengarkan, begini inilah jadinya....

Zulfahri mengatakan...

Mari kita tersenyum kawan, karena dengan senyuman kekakuan akan sirna :)

Mari kita tertawa sobat karena dengan tawa kita akan gembira melupakan penat yang mendera ha..ha.ha.aha.a.a

cesare mengatakan...

yah, la tahzan innalloha ma'ana. tuhan tidak akan merubah suatu kaum kalau bukan kaum itu sendiri yang merubahnya. terkadang memang harus "gila" untuk bisa sekedar meyakinkan diri kita. terkadang memang kita bukan diri kita bila sedang hanyut dalam sebuah pemikiran yang rumit. tapi itulah kita, sisi lain dari diri kita. sahabat bukan teman, tetapi lebih dari itu!!! bukan hanya simpati tetapi juga empati.. tidak hanya idealisme tetapi juga radikalist, jangan takut dianggap ekstrim untuk memulai sebuah perubahan. karena kita masih punya teman satu perjuangan. bangkitlah bangsaku!

Anonim mengatakan...

Show Man, jangan pantang menyerah begitu aja ini Dunia Man, penuh perjuangan lika-liku "bukan hanya laki-laki" syukuri apa yang ada dan harus pandang kedepan jangan kebelakang seperti jaman penjajahan aja...

Penyair berkata, "sekali-kali pandanglah ke atas dan pandang jugalah kebawah" yang artinya kita harus bisa dari mereka yang berhasil dan kita juga sukuri kita sudah baik/lumayan dari orang lain yang susah dari kita...

Subscribe