KOMUNITAS PODJOK

poDJok sebagai sebuah dimensi, kerap diasumsi sebagai sesuatu yang marginal....knapa ga' nyoba untuk melihat "poDJok" dari sisi yang lain...???

16.13

Se-abad Kebangkitan Nasional Dalam Perspektif Sajak

Diposting oleh komunitas-podjok |

Sajak-sajak dibawah ini cukup pas untuk mengawal renungan kita akan momen 100 Tahun Kebangkitan Nasional. Sajak-sajak ini merupakan bentuk kepedulian para sahabat podjok di forum answers yahoo. Silahkan klik disini untuk berkunjung.

: Sebuah Refleksi Atas 100 Thn Kebangkitan Nasional

“.............Catatan REFLEKSI.................”
(Atas Situasi Bangsa Dan Negara Kita Skarang)

Ini bukan salah siapa,
Bukan para pahlawan yang berjuang dulu
Juga bukan para birokrat yang lebih sering ngecap
Tapi juga bukan para legislatif yang kerap berebut, bertengkar bagai kucing dan anjing
Bukan juga para yudikatif yang sering terlena dan takut
Tapi salah kita!
Yang mau ditipu
Salah kita,
Yang senang dibuai janji-janji palsu

Kita keliru
Kita bodoh
Karena mendukung
Karena memilih pembual

Bukan kita berputus asa
Bukan kita kehilangan nurani
Bukan kita kehabisan hati
Bukan kita mati rasa
Tapi mereka lebih tega
Mereka tak bernurani
Mereka tak berhati
Mereka tanpa rasa
bahkan : Tuhanpun mereka bunuh.

By. ROBERT

(RESA dan RAIHAN...please jangan berputus asa untuk menyuarakan NURANI Rakyat....perjuangan selalu membutuhkan waktu dan Pengorbanan. Sebagai Seniman...tulislah dengan indah Nurani Rakyat yang selama ini butuh disalurkan.....Good Poems!)

----------------------------------------------------------------------


PRINSIP DASAR DARI POLITIKUS


ketika aku miskin dan jelata
kubertanya....bisakah aku makan hari ini

disaat ku punya uang dikit
kubertanya...makan apa yah hari ini

ku punya uang cukup
lagi lagi bertanya...makan dimana

uangku udah banyak..bukan lagi makan yang kupikir
aku ingin punya kekuasaan

setelah kekuasaan di raih
lagi lagi soal makan kupikir
siapa yang akan kumakan
kas mana yang akan kulahap
proyek mana akan kuhabisi

rakyat..bukankah setiap hari aku cukup berteriak
semuanya untuk kesejahteraan rakyat
nah buktinya aja aku bisa makmur karena uang rakyat

jangan cerewet..semua kebagian..
asal kau turut denganku proyek akan terbagi
uang rakyat tak ada habisnya kugerogoti
negara juga ngga bakal hilang
paling juga ekonomi ambruk..pinjam aja ama IMF atau Bank Dunia
atau berutang pada negara lain
soal bayar sih gimana nanti aja
udah budaya kami kok sebagai pemimpin bangsa

aku akan tetap berteriak untuk kesejahteraan rakyat
aku akan berteriak semua untuk negara dan bangsa....
penjajahan udah terhapus dari muka bumi ini bung
sejak PBB berdiri di dunia..
yang ada adalah Ekonomi segaris dan pasar bebas
bersaing ketat dengan dunia...bila kau belum mengerti belajarlah
dan turutlah bersama kami...jadilah .....yang handal kelas kakap
jangan teri mulu dong..ngga bergengsi
hihihihihihi...ketawa kuntilanak

By. Resa 12 Mei 2008

-----------------------------------------------------------------------

rasanya memang tiada sisa atas kita
untuk sekedar menyenangkan diri dari keterpojokan ini
bahkan sekedar menipu diri

untuk menganggap ini mimpi
adakah pilihan yang lebih baik?

kita memilih dari yang terburuk
tapi harus dipilih..
seandainya mereka punya nurani seperti para tetua dulu

yang memegang pedang
hanya memandang menang
tak peduli hanya makan ubi di hutan
demi kemerdekaan..
kita harus bersuara

walau hanya gaung menggemabias di tembok bisu

By. RAIHAN

---------------------------------------------------------------

Telah diaturNya kedamaian
Telah diaturNya kecarut marutan
Telah diaturNya kehinaan
Dan telah diaturNya kebanggaan

Bukankah itu kita?
Bukanlah kita sama?
Bukankah kita tak lebih baik?
Bukankah kita lebih busuk?

Hati kita tak lebih mulia
Jiwa kita tak lebih bersih
Raga kita hanya fungi
Ntahlah..........

Mungkin kita tak pernah tahu
Apa kita akan sanggup
Menghampiri diri kita sendiri
Dikala kita terhanyut dalam ketidak sadaran
Yang nanti akan menjelang kita
Pasti kita melata seperti rayap
Menggerogoti diri sendiri
Menggerogoti orang lain
Menggerogoti keluarga kita
Menggerogoti kota kita
Menggerogoti bangsa kita sendiri
Apakah sang ratu akhirnya sadar?????
Ntahlah............

Kita akan menyaksikannya
Atau terus bungkam untuk selamanya.

by. IFA Jkt, 12/05/08 16.40 wib

3 komentar:

Zulfahri mengatakan...

Salut dan bangga, koleksi puisi2 ini membakar rasa nasionalisme yang membara di dada setiap insan yang membacanya.

Nyante Aza Lae mengatakan...

krennn...kek-nya puisi ini ngajak n mbakar jiwa idealisme dan pantang menyerah...Smg bs terwujud

cesare mengatakan...

sewaktu masih kecil saya sering mendengar motto"jangan tanyakan apa yang diberikan negara kepadamu, tetapi tanyakanlah apa yang engkau telah berikan kepada negara" saya masih salut akan makna slogan tersebut bahkan sampai sekarang!!, ketika pemerintah sudah mulai kewalahan "mengurus" negara ini. tapi saya takut karena posisi rakyat semakin hari semakin terjepit. rakyat(kecil), semakin hari semakin merana. tetapi saya takut nanti pada akhirnya rakyat bahkan tidak bisa walaupun hanya bertanya saja seperti slogan diatas tetapi sampai ke titik nadir, rakyat hanya menunggu dan menunggu!!!
salut u puisinya!! semoga kita tidak hanya bisa memaknai tetapi juga bisa berbuat. semoga tuhan selalu bersama kita!!

Subscribe